Friday, December 25, 2009

Hidup Kepolosan

Itu muka bocah laki - laki tulen yang belum berdosa bagai bayi yang sedang direncanakan pembuatanya oleh sepasang suami istri .mungkin tiap orang selalu suka dan kagum melihat bocah polos yang belum tahu apa - apa, bagaikan kucing yang buang air besar lalu di kubur hidup - hidup. Sama nasibnya dengan pemuda yang hidup dengan kepolosan dan kebodohan. tapi itulah hidupku dulu , anak polos walaupun terkadang pengen tahu kehidupan para manusia selayaknya, tapi bukan berarti aku sama seperti kotoran kucing yang dikubur hidup - hidup .

Tiap hari hidup dimulai dengan bangun tidur pagi mandi dan berangkat sekolah, sampai di sekolah belajar dan belajar , di waktu istirahat lari - lari bagaikan anak kecil yang bahagia dengan mainan dasi kupu - kupu berwarna biru yang enggak pernah dicuci semenjak awal sekolah, walaupun bau tapi aku sanggup memakainya. hebat kan ??!

tiga tahun lamanya ku jalani kehidupan sekolah menengah pertama, walaupun kadang - kadang sering ada kerikil tajam , malah kadang - kadang terasa seperti memakan kulit durian dengan ditemani secangkir kopi pahit yang dituang di galon. hidup kujalani dengan pergi harus berusaha dulu untuk mencari ojek , memilih teman yang bisa di jadikan gila agar sewaktu waktu aku positif gila aku tidak sendirian di RSJ, setiba waktu pulang sekolah aku harus berusaha lagi untuk mencari angkot , panasnya siang serasa di bangkitkan nya manusia di padang masyar dimana matahari sejengkal di atas kepala. mungkin bagiku rasanya lebih mengerikan di bandingkan saat Indonesia dijajah Belanda , parahnya Belanda yang tidak pernah mengasiani Indonesia sama seperti orang tua ku yang tidak pernah mengasianiku dengan mengantar jemputku sekolah. tapi yaa sudahlah aku iklas dengan itu semua, sekalian belajar ilmu iklhas, mungkin - mungkin saja nasib pernikahan ku mirip di film kiamat sudah dekat jadi setidaknya aku sudah punya pegangan ilmu iklhas.

Kembali ke cerita hidup anak polos yang asik dengan hidupnya yang menggenaskan , sebagai laki - laki aku dipaksa untuk melayani sekolah. sebenarnya tindakan ini pemaksaan dan bisa diadili ke Mahkamah agung dan langsung ditandatangani oleh presiden, sebagai laki - laki polos aku di ikutkan lomba menari melayu yang gerakanya amat sangat mengesankan bagai menginjak kotoran kebo di sela - sela jarum. aku di latih bagaikan mesin yang tidak di service , sangat mengerikan saat itu , mingkin sama rasanya ketika kita terperangkap oleh Jigsaw di film SAW yang bisa membuat bulu kuduk rontok. ya tapi untungnya aku punya pegangan ilmu iklhas yang bukan main, aku memang hebat...trima kasih sudah memuji saya.

oia , tapi disini lah aku menemukan cinta pertamaku yang menerima ku apa adanya walaupun penampilanku seperti bekicot yang selalu diam diri di home sweet home, tapi soal ini enggak aku jabarkan (takut ada yang marah)...ok...

0 comments:

Post a Comment